Aku

Han, Lelaki di semua masa dan peristiwa Erlita

Thank's

Terima Kasih atas kunjungannya, salam Kenal! :)
Home » , » Menunggu-03

Menunggu-03

Sebelum Cerita di bawah ini, Klik Menunggu-02


Memang Kamto lebih dulu menyelesaikan masalah tiga tahun silam, namun Kamto keluar bukan urusan ini, betapa inginnya bersua kembali menikamti senja dan fajar saling berangan selalu berdampingan menganggap kalau fajar dan senja berbeda masalah waktu, matahari dan siluet oranye selalu bersama begitulah yang diinginkan mereka, Kamto dan Kamti.
Kamti selalu menunggu Kamto pulang, namun setelah mendapat kabar dua bulan lagi akan keluar bukan hati yang tenang yang didapatkan Kamti, kecemasan dari berbagai kemungkinan.
“Dooor...” tembakan itu entah berasal dari mana, yang jelas, peluru itu mengarah pada posisi Kamto. Penembak bukan Simo Haya, jadi tembakan itu meleset ditambah Kamti yang tiba-tiba mendorong Kamto.
“Mengapa kau datang kemari?” Kamto terjatuh bersama Kamti.
“Karena aku tak ingin kamu gagal membawa oleh-oleh buatku.”
“Mengapa kau tahu tentang ini? Oleh-oleh ini?”
“Bukan Kamti kalau tidak tahu ini, pintu serta jendela selalu terbuka untukmu.”
“Masuk ke dalam semuaaa...” tiba-tiba Kamto teriak memerintah.
Perintah itu bagaikan kobaran yang membara, tanpa ragu dan takut semua masuk ke ruamh pimpinan. Untuk kebenaran!
“Dorrr...”
“Dorrr...”
“Dorrr...”
Tembakan itu tak mampu mematikan langkah.
“Kejelasan akan di jelaskan dua hari lagi di auditorium!” pimpinan keluar dengan membawa ucapan itu!
Mereka bukan orang bodh, mereka bukan orang fanatik, tapi mereka butuh kejelasan, mereka juga tahu sikap.
Akhirnya mereka menuruti perintah pimpinan.
Kamto membawa satu setengah oleh-oleh dari sel dan rumah pimpinan.
Setengahnya masih belum didapatkan, karena kebenaran belum terungkap jelas.
Tapi, bukan soal itu. Ini tentang menunggu. Menunggu menyaksikan matahari dan kedua siluetnya. Tiga tahun tak pernah bersama, menikmati keindahan cipta tuhan, tak pantas bila pulang tak membawa oleh-oleh untuk kekasih yang setia menunggu. Butuh hati yang kuat untuk itu, namun Kamti menjawab dengan pasti.

Tamat

0 komentar:

Posting Komentar

Like us on Facebook
Follow Me on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS