seketika aku meningatmu seketika itu juga aku ingin bersamamu, menuai lembaran-lembaran baru, mengukir aksara dengan paham yang beda lalu tersenyum bersama, oh tidak! kadang kita meneteskan air mata bersama. Yah begitulah kau dan aku, aku tahu tentang apa yang kau rasakan, begitupun kamu. Tapi kita sulit untuk jujur tentang ini, lebih nyaman mengutuk diri kita sendiri dan mencoba untuk mendamaikan keadaan seakan-akan tak terjadi apa-apa.
Pada akhirnya kita melepaskan semua perlahan, bukan dari aku, tapi kamu, hingga benar-benar terlepas, semuanya! Namun aku tetap menganggap dirimu sebagai apa yang aku anggap dulu, tetap sama tak ada yang berubah, hanya keadaan yang berubah, tak lagi seperti sedia kala, hilang perlahan.
Apa ada sisa? Ya.. serpihan itu masih ada, sampai sekarang.
_[][][][][]_
Home »
Aku Cerita
» Ceritaku "Yang Lalu"
0 komentar:
Posting Komentar