Hebat! Kamu berhasil membuatku
iri, apa yang kamu peroleh adalah sebagian dari mimpiku yang baru saja aku
rangkai, yah baru saja. Dan kamu yang membuat mimpiku memang benar-benar bukan
hanya sekedar mimpi. Kamu mendapatkan sebagian dari mimpi itu.
Hari itu aku merangkak menggapai
mimpi itu, menggapai-gapai yang masih jauh. Lututku terluka karena jalannya
yang tak mulus, tanganku tergores lantaran terkadang mengangkat tangan satunya
untuk menggapai, tak jarang aku terjatuh tengkurap. Tapi aku bangkit lagi
berusaha untuk merangakak lagi. Terjatuh lagi, merangkak lagi....
Lalu aku mencoba untuk bangun
lebih dari merangkak, tapi tetap saja berkali-kali aku terjatuh, jatuh yang
membuat aku luka di dagu luka di tangan, luka dimana-mana. Hingga kamu datang
menghampiriku memberikan tangan untuk bisa membuat aku berdiri. Kamu berbeda denganku,
kamu saat itu berdiri bukan merangkak lagi.
Kamu menuntunku perlahan-lahan,
senyummu yang ramah membuat aku yakin akan mimpi itu, karena aku melihatmu, kamu
sudah berjalan menjemput mimpi itu. Hingga kamu sampai pada sesuatu yang
membuatku iri. Kamu sudah menggapai satu serpihan dari mimpi itu, sedang aku
belum sama sekali.
Aku masih ada di zaman klasik
yang masih bertanya-tanya akan banyak hal, memperbaiki semuanya. Sedang kamu
sudah ada di zaman pertengahan, sudah mencoba untuk merangkai semuanya
mendapatkan eksistensi. Salut! Kamu mencoba untuk menjemputku kembali ke zama
klasik itu, memberi jawaban akan pertanyaanku.
Dan saat ini, kamu membuat iri
kedua kalinya.
Aku tahu, kamu hebat, kamu
benar-benar hebat!
Beri tahu aku perbedaan antara
aku dan kamu, perbedaan itu yang memang ada dan membuat kita berbeda dalam
menggapai mimpi yang sama, agar aku yakin aku benar-benar tidak punya itu dan
harus menggenggamnya dahulu sebelum aku mendapatkan sepertimu.
Satu hal yang harus kamu ketahui.
Aku, aku yang selalu begini, selalu mendramatisir semuanya.
Aku tahu itu, tapi aku tak bisa keluar dari kebiasaan itu.
Beri tahu aku caranya keluar!
Aku, aku yang selalu begitu, mengagungkan semuanya.
Aku tahu, tapi aku tak bisa untuk mecegah perasaan itu.
Beri tahu aku cara menghilangkannya.
Aku, aku yang selalu seperti itu, entahlah apalagi.
Perasaan yang terjadi ini sulit aku jelaskan.
Mungkin karena aku membuat semuanya berlebihan.
Dan aku....
Manusia Pengecut dan penakut.
0 komentar:
Posting Komentar