Aku

Han, Lelaki di semua masa dan peristiwa Erlita

Thank's

Terima Kasih atas kunjungannya, salam Kenal! :)
Home » » Rahasia

Rahasia

JD deisgn


Tukang Cerita itu bercerita tentang kepercayaan…

Masihkah dibilang rahasia, kalau diceritakan kepada orang lain?
Fajar muncul kembali setelah beberapa jam mendekam di tempatnya, wajah para pekerja sudah mulai sadar dari lusuhnya tubuh, rasa enggan bangkit dari tempat tidur bagi mereka yang tidak ada rencana untuk hari ini, rasa masih letih bagi mereka yang semalam bercinta dengan pasangannya, segera bangkit bagi mereka yang menyongsong fajar sampai senja.
Seperti biasa Erlita enggan utnuk keluar rumahnya, hatinya masih lusuh akibat semalam.
***
“Erlita, ceritakan padaku saja, aku akan menyimpannya baik-baik,” kata tetangganya
“Erlita, Padaku saja, ada jaminan untukmu,” kata tukang sampah.
Semua tetangga berebut menjadi tempat cerita rahasianya Erlita, rahasia yang satu-satunya masih disimpan rapat-rapat. Tetangganya tahu dari tetangga yang lain, dan yang lain tahu dari orang lain juga, katanya Erlita pernah bercerita padanya kalau ada satu cerita yang membuat orang sejahtera.
Erlita, tetap di dalam kamarnya, sedang orang mulai dari pagi menunggu di depan rumahnya. Dia mengintip dari kamarnya yang ada di lantai dua, tinggal membukanya saja, lalu jongkok sedikit, orang-orang yang menunggu sudah kelihatan. Bukan hanya tetangga saja yang duduk di depan rumahnya, ada juga wartawan, mulai dari Koran, majalah dan televisi, lokal maupun nasional. Mereka setia menunggu Erlita.
Siang akan menjelang, terik matahari semakin menyengat sampai ke ubun, wartawan masih sibuk dengan laporan yang itu-itu saja, tentang orang yang menunggu, orang yang menggelar tikar, samapai membawa makanan, tak jarang mereka membawa anaknya. Dikiranya Erlita akan percaya kepada anak kecil, kalau memang Erlita tidak percaya kepada orang yang sudah dewasa. Buktinya, mulai kemarin Erlita di datangi orang kantoran, pejabat tinggi sampai pebisnis internasional sekalipun, tapi mereka keluar dengan wajah yang kendor menunduk, bak keluar dari bar dan kalah main judi.
Terdengar suara air dari kamar mandi erlita yang ada di lantai dasar, suara air buat orang yang di luar riuh, mereka kembali berkoar-koar menyampaikan jaminannya. Tanpa mereka bertanya, mengapa Erlita baru mandi jam dua siang begini? Para wartawan langsung melaporkan kejadian terupdate, Final Badminton Indonesia melawan China pun kalah update dengan Erlita yang hanya sedang mandi, wanita umur 32 itu.
“Baik pemirsa, laporan dari kami, bahwa Erlita sedang mandi, wanita yang ditunggu-tunggu oleh kalangan ini sudah beranjak dari kamarnya, sepertinya dia akan keluar rumah siang ini. Yang menunggu dari pagi belum beranjak dari tempatnya, semakin lama semakin banyak, tanah lapang di depan rumah Erlita tidak mencukupi. Banyak mobil dan sepeda motor yang diparkir disana, tenda-tenda sudah berdiri dan….”
Suara pintu terbuka…
Erlita sudah selasai mandi.
“Oh… Pemirsa, keadaaan semakin berdesak-desakan untuk dapat yang paling depan, Suara pintu kamar mandi Erlita terdengar sampai keluar, tinggal menunggu Erlita berdandan dan mungkin dia akan keluar rumah. Semakin lama semakin penasaran dengan rahasia itu, rahasia yang membuat mereka sejahtera, tanpa mempertanyakan mengapa bisa dia punya rahasa yang begitu.”
Erlita, sudah tidak percaya lagi kepada teman, kerabat, tetangga, apalagi orang yang tak dikenlanya. Satu tahun yang lalu Erlita dipecat dari kantornya karena sahabat kantornya menceritakan rahasia Erlita tentang kelakuan di kantornya yang selalu memakai fasilitas WiFi untuk ngobrol dengan teman baru jejaring sosial. Dua bulan selanjutnya Erlita pisah dengan suaminya, kepala desa yang dipecayai Erlita menceritakan Erlita yang biasa mampir ke Bar dan tidur dengan laki-laki lain meskipun tidak bercinta.
Siluet senja terpancar hingga tampak tenda yang sudah berdiri, berubah menajdi oranye buram, sudah empat jam Erlita tidak keluar setelah dikabarkan mandi tadi, lalu terdengar suara orang turun dari tangga, orang-orang semakin berdesakan, menyenggol, yang belakng mendorong agar yang di depan jatuh, yang didepan tarik menarik baju, sampai ada yang sobek, juga sampai ada yang telanjang dada, wanita dan laki-laki, tak pandang siapa mereka berebutan ada yang di depan, bak antrian beras dua puluh kilo dari Presiden, keringat bercampur dengan ludah yang meloncat dari teriakan, sudah tidak ingat yang lain selain ingin mendapatkan cerita rahasia Erlita yang katanya membuat orang sejahtera.
Semakin malam, semakin banyak kesempatan Erlita keluar, biasanya Erlita menghabiskan malamnya di bar. Dan pulang diantar laki-laki dengan mobil mewah, kadang juga diantar orang yang sering muncul di tivi, baik sinetron atau berita. Para penunggu masih saja sibuk dengan saingannya, tenaganya tidak berkurang sedikit saja, banyak juga yang berjatuhan, terinjak dan tak berdaya.
“Erlita… Keluar, aku akan menikahimu, kalau kamu memilihku,” teriak laki-laki yang berhasil ada di depan dengan keadaan telanjang dada, hanya tersisa celana dalam, tiba-tiba ada yang menariknya kebelakang, dan terjatuh, mungkin istrinya.
“Erlita, aku ingin sejahtera bersamamu… aku batalkan kontrakku dengan kolegaku.” Jasnya lusuh, dasinya sudah ada di kantongnya, tapi tidak masuk semua.
“Ada kursi kosong, akan aku berikan untukmu, Erlita, Tiga tahun lagi kau jadi orang kaya selama lima tahun kedepan,” orang itu berteriak dari atas mobil mewahnya.
“Baik pemirsa, Para wartawan ada di zona aman yaitu jarak sepuluh meter dari rumah Erlita, disana sebagian wartawan memanfaatkan mobilnya untuk memblokir lahan khusus untuk waratan agar bisa mendapatkan gambar lebih dekat. Sampai saat ini para penunggu masih belum ada yang pulang, perkiraan kami, ini akan berlangsung sampai Erlita keluar, mungkin tiga tahun lagi, atau sepuluh tahun lagi, mereka akan tetap menunggu rahasia yang berefek sejahtera itu. Dari berbagai kalangan dan berbagai cara, agar Erlita keluar, mereka berteriak dengan jaminan atau janji yang benar-benar gila, mulai dari turun jabatan sampai menjual semua hartanya. Tenda yang dari tadi berdiri tegak sudah roboh tak ada ampun, Dan….”
Ada kertas terbang muncul dari jendela kamar Erlita, semua orang merebutnya, surat itu terbang mengikuti desahan angin, sampai lima meter jaraknya, layaknya bebek yang diarahkan, penunggu rahasia mengkuti kertas itu, sampai akhirnya kertas itu turun perlahan, dan ada di gengaman wanita yang masih memakai pakaian utuh.
“Jangaaaaaaaan!” teriak orang itu.
Tiba-tiba semuanya diam!
“Kertas ini, aku akan baca!”
Aku akan keluar, dengan syarat kalian damai, tentram, tidak ada lagi kericuhan, dan kecurangan, saling percaya, adil satu sama lain. beri aku jarak satu meter saja, nanti ku pilih untuk medengar ceritaku.
Bisa?
“Bisa” Penunggu berteriak kompak.
Erlita keluar…
Semua berlarian…
Erlita masuk lagi. Penunggu mundur sampai satu meter.
Semuanya diam, mereka sadar kembali. Saling memandang. Banyak wanita yang hanya tersisa kutang dan celana dalamnya saja, mereka salah tingkah, dan pria yang memandang memegang kelaminnya. Para wartawan terkekeh.
“Baik, aku akan ceritakan kepada kalian semua…” Erlita keluar.
“Kok bisa?” wanita dengan wajah yang memar dan luka di bagian pipi bertanya.
“Apa kalian ingin sejahtera sendiri, Hah! Macam apa kalian ini?”
Para wartawan sibuk maju kedepan.
“Tapi apa semua berhak sejahtera?” laki-laki berjas lusuh menyangkal.
“Ya, termasuk penipu sekalipun!”
 “Bagaimana masih ingin tahu rahasiaku satu-satunya?”
Semua saling menoleh, bertanya-tanya. Sedang wartawan menjawab kompak “Masih…”
“Bagaimana?”
Tiba-tiba semua orang pergi, kecuali wartawan, namun Erlita masuk ke rumahnya.
“Jadi cerita atau tidak?” tanya salah seorang wartawan
“Orang-orang pada pulang, tidak seru!”
“Baik pemirsa, ternyata Erlita tidak jadi bercerita, karena semua orang pergi, mereka kecewa, karena cerita akan diceritakan kepada orang banyak. Sekian!”
“Mereka bodoh! Toh meskipun di ceritakan kepada satu orang, tetap saja orang lain tahu, kan ada media! Bah!” Erlita berteriak dari dalam rumah.
***
“Kenapa kok tidak bercerita orang yang terpecaya saja, seperti presiden atau yang buat aturan, kan mereka punya kebiasaan tidak melanggar,” Tanya pendengar cerita.
Tukang cerita itu Tertawa…
“Terus rahasianya apa? Apa tetap dikitakan Rahasia, kalau ada orang yang tau?”
Para pendengar diam!

“Kalau iya, siap-siap saja untuk ketahuan banyak orang…” Tukang cerita tertawa lebar

0 komentar:

Posting Komentar

Like us on Facebook
Follow Me on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS